PELATIHAN PENGURUS KELOMPOK
SPP
SEBAGAI UPAYA
MEMBANGKITKAN KESADARAN
BERORGANISASI
PEREMPUAN
Oleh: Ruslan DM (Faskab Lutim)
Kelompok Simpan Pinjam Khusus Perempuan atau
dalam perbendaharaan kata PNPM Mandiri Perdesaan lebih dikenal dengan singkatan
SPP saja merupakan unsur yang sangat penting dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Karena harapan program
terhadap kelompok ini sangat besar khususnya dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat yang pada gilirannya akan berkontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang menjadi tujuan dan cita – cita mulia PNPM mandiri Perdesaan.
Salah satu anggota SPP di Kecamatan Towuti pada saat diverifikasi |
Harapan yang besar ini ternyata belum
sepenuhnya diikuti dengan kondisi real dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan.
Kelompok SPP yang diharapkan akan menjadi tonggak ekonomi masyarakat desa
melalui kemampuan kelompok – kelompok perempuan, ternyata masih jauh dari
harapan kita semua. Kelompok SPP yang diharapkan akan menjadi wadah utamanya bagi
kalangan perempuan untuk membangun organisasi keuangan yang kuat yang dapat
membantu mereka dalam memenihi kebutuhan bersama dan indifidu ternyata belum
dapat dikatakan berhasil bahkan masih jauh panggang dari api. Kelompok SPP yang
kita harapkan menjadi wadah bersama dalam membangun kesadaran kolektif,
ternyata banyak yang disalah gunakan dengan mengatasnamakan anggota-anggotanya
ternyata hanya dimanfatkan oleh oknum – oknum ketuanya. Kondisi ini yang saya
saksikan dan alami khususnya di beberapa
kabupaten yang pernah saya tempati tugas.
Peserta Antusia mengikuti materi yang disajikan oleh FK |
Kondisi tersebut diatas tidak boleh dibiarkan
berlarut – larut, apalagi kalau kita sampai berlaku masa bodoh terhadap apa
yang terjadi, karena jika hal ini berlanjut, maka alamat kegagalan sebagai
fasilitator dalam mengawal upaya – upaya pemberdayaan masyarakat tentu patut
kita sandang, fasilitator gagal dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya berkelompok dan mengorganisasikan diri dalam sebuah wadah kelompok
yang kuat. Dan jika kondisi ini berlanjut sampai akhir program, maka niscaya masyarakat
akan kembali pada titi nol seperti
ketika program belum masuk di wilayah mereka, dan jika ini yang terjadi maka
sudah pasti fasilitator akan menanggung dosa sosial yang berlenjutan dan pasti
akan dimintai pertanggungjawaban kita di hadapan Allah SWT.
Peserta serius menyimak materi yang disampaikan oleh Faskab |
Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka Pengurus
BKAD Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur dan mendapat dukungan sepenuhnya
dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator kabupaten merancang sebuah pelatihan
penguatan kelompok SPP di kecamatan mereka dengan menggunakan dana dari surplus
untuk alokasi kelembagaan (Pada awalnya
rencana penggunaan dana surplus kelembagaan ini tidak disetujui oleh pihak FMS
RMC V dengan alasan bahwa dana surplus alokasi kelembagaan tidak dapat
digunakan untuk penguatan kelembagaan SPP karena kelompok SPP bukan bagian dari
BKAD. Pikiran ini bertentangan dengan penjelasan PTO mengani pemanfaatan dana
surplus untuk kelembagaan yang dapat digunakan untuk peningkatan kapasitas
masyarakat). Dan setelah bermusyawarah pada tingkat kecamatan yang juga
mendapat dukungan dari tim Fasilitator kecamatan dan Kabupaten, akhirnya
disepakati bahwa pelaksanaan pelatihan Penguatan kapasitas bagi pengurus kelompok
SPP di kecamatan Towuti dengan menggunakan dana surplus alokasi kelembagan harus
tetap dijalankan karena tidak bertentangan dengan ketentuan program.
Faskab dan Kapolsek menjadi pada panel diskusi |
Pelatihan Penguatan Kapasitas bagi kelompok
SPP ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan kesadaran
kalangan perempuan akan pentingnya mengelola organisasi kelompok dengan baik
agar dapat menjadi wadah pengembangan ekonomi masyarakat khususnya bagi anggota
– anggotanya. Pelaksanaan pelatihan ditetapkan selama dua hari yaitu dari
Tanggal 15 – 16 Mei 2012 bertempat di gedung pertemuan Kecamatan Towuti. Jumlah peserta yang hadir 75 orang dari 100
orang yang diundang dan merupakan perwakilan dari pengurus 60 kelompok SPP di
kecamatan Towuti dimana masing – masing kelompok rata – rata diwakili satu
orang walaupun ada beberapa kelompok yang diwakili oleh dua orang pengurus.
Adapun materi – materi yang disajikan pada
kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1.
Konsepsi PNPM Mandiri Perdesaan sebagai
materi wajib untuk semua jenis pelatihan.
2.
Kebijakan PNPM mandiri Perdesaan mengenai
Kelompok SPP
3.
Peran dan Partisipasi perempuan dalam
pengembangan Ekonomi Kerakyatan.
4.
Strategi Kebijakan Pemerintah dalam mendukung
pengembangan UMKM.
5.
Filosofi kelompok dan Tahapan perumusan Visi
Kelompok
6.
Managemen dan Pengembangan Kelompok SPP
7.
Legalitas kelembagaan Kelompok paradigm Program
8.
Penguatan Administrasi Kelompok SPP
9.
Kearifan Lokal dalam Penanganan Masalah
Beberapa unsur penting melibatkan diri dalam
menfasilitasi atau menjadi Narasumber dalam kegiatan Pelatihan ini diantaranya:
- Kepala
BPMPD Kabupaten Luwu Timur dengan materi: Peran
dan Partisipasi perempuan dalam pengembangan Ekonomi Kerakyatan.
- Camat
Towuti: Strategi Kebijakan Pemerintah
dalam mendukung pengembangan UMKM
- Kapolsek
Kecamatan Towuti dengan Materi: Kearifan
Lokal dalam penanganan Masalah ( Diskusi Interaktif yang dipanel dengan Faskab)
- Fasilitator
Kabupaten Bidang Pemberdayaan: Filosofi
kelompok dan tahapan perumusan Visi dan Misi Kelompok.
- Fasilitator
Kecamatan: Konsepsi PNPM Mandiri
Perdesaan, Managemen Pengembangan
Kelompok SPP, Penguatan Administrasi Kelompok SPP
- Ketua
BKAD Kecamatan Towuti : Legalitas
kelembagaan kelompok paradigm program.
Foto bersama Pengurus BKAD, Faskab, dan FK-FT |
Metode dan pendekatan yang diberikan juga
beragam, dari unsur pemerintah lebih pada metode ceramah dan Tanya jawab
sementara dari unsur Fasilitator dan BKAD menggunakan metode partispasi dan
penugasan kelompok. Metode – metode dan pendekatan yang diberikan secara
berbeda ini tidak membuat peserta bingung bahkan semakin memperkaya mereka
dalam memahami beberapa materi dengan metode penyajian yang berbeda – beda.
Suasana pelatihan sangat hidup, peserta
begitu antusias dalam mengikuti kegiatan ini, bahkan diantara peserta banyak
yang membawa anak – anak mereka, sebagian sambil menggendong anak sambil
menyimak dan mengikuti kegiatan diskusi kelompok, sebagian lagi anak – anakan yang
sudah cukup besar bermain dihalaman gedung pelaksanaan kegiatan. Kondisi ini
berlangsung selama dua hari pelaksanan kegiatan dan semangat peserta tidak
kendur, hal ini terlihat pada saat penutupan kegiatan masih ada kurang lebih 70
peserta yang bertahan.
Sesaat sebelum diskusim kelompok sempatkan berfoto |
Pemberian pemahaman dan pengetahuan selesai
sudah, tinggal bagaimana melakukan penguatan – penguatan lanjutan agar benar –
benar muncul kelompok – kelompok SPP atau kelompok simpan pinjam yang benar – benar – benar melakukan kegiatan
simpan pinjam untuk mendukung kebutuhan modal dan kebutuhan mendasar anggotanya
dan tidak hanya menjadi kelompok pinjam – pinjam, semoga lahir kelompok SPP
yang kuat dn mandiri dan tidak lagi menjadi kondisi seakan –akan berkelompok…..
semoga pengurus kelompok yang sudah dilatih akan menjadi motovator bagi anggota kelompoknya dalam membangun kelembagaan kelompok yang kuat dan menjadi harapan bagi semua anggotanya. Amin.......
0 komentar:
Posting Komentar